...

There is no friend as loyal as a book - Ernest -

Jumat, 26 Juli 2019

Diskonan.

Jadi gue tuh adalah hunter of discount
Semua jenis diskon gue lahap
Kadang kalau gak punya uang terpaksa kasbon sama orang tua
Gak pernah sampai jutaan sih tapi seengganya ratusan ribu itu juga masuk hitungan.

Gue baru melek banget life style
Gue mempelajarinya secara otodidak
Gue dateng ke berbagai event lokal dan internesyenel
Pokoknya yang gue pelajari disana adalah tentang bagaimana seseorang membawa dirinya di depan banyak orang dan bagaimana cara bersikap ketika bertemu banyak orang asing yang tidak pernah bertemu sebelumnya.
Tentu pelajaran ini tidak pernah diajakarkan di sekolah, jika ingin belajar hal - hal seperti yang gue sebutkan tadi harus didasari oleh kesadaran dan keinginan diri sendiri.

Gue yang notabennya terlalu banyak keinginan membuat gue terlalu keras kepada diri sendiri, gue sering memaksa kondisi kesehatan gue dan mental gue buat bisa berjuang mengahadapi beberapa kesempatan di luar sana salah satunya diskonan.

Jadi, gue pernah sampai bela - belain request libur kerja kerena gue dapet undangan ke bazaar berbagai produk kecantikan terbesar di Jakarta.
Jadi sebelum gue request gue ikutan giveaway gitu, ikutan giveawaynya pun bikin gue begadang sampai jam 3 pagi kerena gue harus berburu informasi terlebuh dahulu akun - akun yang berpotensial mengadakan giveaway beberapa kali dalam satu bulan. Dan kenapa gue begadang sampai jam 3 pagi? Kerena gue baru bisa buka segala akses aplikasi setelah pulang bekerja, jam kerja gue shifting dan gak perduli shift pagi dan shift siang pun gue tetap berjuang mencari peluang di ranah media sosial hingga mengorbankan kondisi kesehatan.

Gue menang aksesnya gue langsung request libur, dan gue udah ancang - ancang sebagian gaji gue terpakai untuk membeli beberapa produk yang highend di kalangan remaja khususnya. Tetapi gue udah makesure dulu ke orang tua bahwa gaji gue, sebagain untuk beli kebutuhan pribadi kalau beliau bilang oke ya gue langsung borong tanpa mikir dua kali, kalau orang tua gak ridho ya gue tetap beli beberapa barang tanpa harus mengganggu jatah untuk orang tua, mau gakmau yang keganggu adalah jatah bulanan buat gue pribadi.

Lalu gue menghabiskan sekiranya 500k sedikit menyesalinya tapi kemudian gue mikir lagi "untuk menjadi cantik ya harus berkorban"

Lalu, setiap bulan di tahun ini...
Gue sudah menghabiskan hampir 4juta buat beli apa yang menurut gue bagus untuk gue kenakan.

Kerena sayang sama diri sendiri lebih penting dibanding harus sayang sama tabungan.
Keduanya memang penting tapi, gaji bisa terus dicari peluang dapetin barangnya gak bisa setiap bulan.

Hape gak pernah ganti, kamera beli yang second, gue orang yang paling apatis tentang perubahan jaman tapi gue lebih mementingkan fashion.
Perempuan selalu terlibat dalam "fashion" suka gak suka, uang harus dikorbankan buat bisa berpenampilan.
Kenapa gue lebih mementingkan fashion dibanding ganti hp canggih dan punya kamera yang lagi trend banget? Kerena fashion adalah penunjang daya tarik seseorang sedangkan eletronik adalah barang penunjang saja.

Gue harus membangun karakter gue melalui fashion kerena ini adalah keunikkan yang gak bisa disamaratakan.
Gue sadar gue gak cantik kalau sudah menyadari ini ya gue harus berubah untuk punya daya tarik.

Sabtu, 16 Maret 2019

Resolusi Traveling 2019

Dear : Resolusi Traveling 2019

Malam - malam begini tiba - tiba ingin sekali membuat planning untuk traveling supaya bisa membuang penat dan
Rehat sementara dari rutinitas yang cukup membelenggu.

Dahulu saat masih sekolah, masih sering berangan - angan dan membuat target pencapaian, sempat kubuat wish list setelah lulus sekolah seperti ingin melakukan perjalanan dan menyelusuri jalanan yang jauh jaraknya dari rumah.

Ingin menjelajah objek wisata yang tersebar di seluruh Indonesia, diriku sebagai siswi lulusan dari sekolah pariwisata tentu ingin berpetualang, menambah referensi jumlah objek wisata yang pernah dikunjungi dan ingin juga sekali - kali memanjakan diri dengan menginap di hotel, mendapatkan pelayanan yang memuaskan, disambut para staff yang amat murah senyum bahkan sangat helpful saat dimintai pertolongan,merasakan empuknya tempat tidur, ingin juga mendapatkan kamar dengan kebersihan yang amat terjaga, ingin juga mendatangi beberapa  restoran mewah mencicipi berbagai hidangan kuliner nusantara dan menu makanan dari luar negeri.

Ini memang hanya planning tapi satu persatu telah kucoba untuk merealisasikannya.
Perlahan dan pasti aku coba mencari celah, kucoba untuk mendapatkan peluang bagaimana caranya kubisa mengabulkan semua harapanku.

Waktu demi waktu bergulir
Dari 2014 hingga ke 2019
Aku telah berhasil menjelajah sebagian wilayah Indonesia, aku telah menginjakkan kaki ke tanah Sumatra, aku telah mengelilingi luasnya Ibukota Jakarta, aku telah mencoba melakukan penerbangan ke Jawa Timur, aku sudah melakukan perjalanan ke Sulawesi, aku sudah menghabiskan sebagian uang gajiku dan mengambil jatah liburku untuk pergi ke Yogjakarta dan saat ini niatku yang terus ingin kubuat jadi kenyataan adalah menjelajahi Ibukota - Ibukota besar yang ada di Indonesia.

Berbagai cara ku tempuh seperti menyelusuri beberapa laman di media sosial, mencari - cari referensi hotel terbaik yang bisa kujadikan tempat singgah saat berpetualang
Niatnya beberapa bulan ke depan aku akan melakukan perjalanan ke Bali lagi untuk kedua kalinya, saat dahulu pertama kalinya mengunjungi pulau Dewata kerena mengikuti program yang dibuat oleh sekolah, jadinya tidak bisa seenaknya mengekspresikan diri seperti orang hendak berliburan. Kerena sesungguhnya dalam perjalanan bersama dengan guru dan kawan - kawan dr sekolah terpaut dengan aturan serta ketentuan yang telah disepakati guru maupun para siswa bahkan harus menjaga baik nama sekolah. Tentu ini sangat membebani kami semua.

Lalu, ku temukan salah satu nama hotel dengan konsep yang ciamik.
Bahkan ku telusuri juga website officialnya

dan mencari tahu berapa persentase rating kepuasan dari para tamu yang pernah stay.
Hotel yang membuatku sangat penasaran bernama Red Doorz Hotel
Dari yang pernah kubaca hotel ini mempunyai staff yang sungguh ramah, murah senyum dan sangat helpful, lokasi hotelnya sangat mudah menjangkau tempat seperti mall dan jalan utama menuju tempat tujuan yang ingin dikunjungi, kebersihan kamarnya yang amat terjaga, tempat tidurnya amat nyaman untuk ditempati tidur, room servicenya 24 jam, tidak memakan banyak waktu saat proses check in....
Ya tentu Red Doorz Hotel sangat direkomendasi sebagai tempat istirahat yang nyaman.

Oiya, saat saya menyelusuri laman web yang dimiliki Red Doorz Hotel, mereka juga memberikan informasi mengenai traveling dan objek wisata yang menarik yang bisa dijadikan referensi tempat untuk dikunjungi di akhir pekan, dan bisa dijadikan tempat tujuan untuk menghabiskan jatah liburan panjang.

Untuk yang membaca blog saya anda bisa mengaksesnya sendiri di :

https://blog.reddoorz.com/category/places-to-visit/

b. https://blog.reddoorz.com/category/tips-trick/

Beberapa informasinya sangat membantu, pemilihan katanya yang digunakan ringan dan sangat membuat saya bersemangat untuk berpetualang.
Saya seperti punya pamandu memberikan arahan yang tepat untuk sampai ke tempat tujuan.

Beberapa hal ingin ku lakukan saat liburan, seperti naik banana boat, naik jet ski, berenang ke tengah laut, snorkling, diving dan kegiatan - kegiatan yang membutuhkan biaya banyak tentunya
Bagiku uang bisa dicari lagi tapi mendapatkan peluang serta kesempatan untuk melakukan semua itu terkadang tidak bisa datang kedua kalinya.

Tapi jika ku tak mampu mengaminkannya
Aku punya opsi lain seperti belanja ke pasar tradisionalnya, memotret suasana yang tidak bisa ku temukan di Jakarta, berburu senja, bermain pasir pantai bikin istana, minum es kelapa di bawah terik matahari yang menyengat menyentuh kulit hingga ke lapisan terbawahnya, ya kegiatan - kegiatan sederhana juga punya makna intinya aku mau rehat sementara dari pekerjaanku
Cukup menyiksaku weekend dan weekday bekerja shift pagi, siang, dan sore
Tidak ada luang waktu yang cukup buat santai - santai.

Demikian ceritaku
Mungkin tidak banyak harapanku
Kerena luang waktu yang terbatas serta isi dompet yang tidak ingin terlalu banyak terpangkas.

Rabu, 23 Januari 2019

Tentang Sampah.

Semenjak kebijakan wadah makanan diganti menjadi kertas
Banyak kampanye yang mengajak banyak orang supaya engga membuang sampah bekas konsumsinya sembarangan,
Atau budayakan membereskan meja makan secara inisiatif setelah digunakan, bahkan mengajak orang juga agar mengurangi penggunaan sedotan plastik.

Gue, memang tipikal orang yang suka banget kebersihan
Dari kecil nyokap mendidik gue jadi orang yang bertanggung jawab untuk segala hal yang gue lakukan
Hal - hal sepele yang kita lakukan di rumah akan jadi kebiasaan sampai di luar rumah.

Contoh kecilnya aja seperti setelah makan piring langsung dicuci, setelah menggunakan barang - barang ditaruh kembali ke tempat asalnya.
Ini akan menumbuhkan sikap inisiatif dan akan dibiasakan lagi di lingkungan manapun kita berada.

Nah, isu orang - orang yang memilih meninggalkan sampah bekas makannya daripada membereskannya
Di sebuah restoran cepat saji menjadi perhatian banyak orang saat ini.
Apalagi ini punya dampak untuk banyak hal seperti

Tumbuhnya kampanye untuk membuang sampah pada tempatnya, kasus yang terjadi di restoran cepat saji tadi adalah salah satu mengapa dorongan dari banyak orang agar kita lebih peduli tidak hanya pada kebersihan restorannya setelah kita tinggal pergi, tapi lebih perduli kepada sampah yang tidak boleh ditinggalkan agar tidak berserakan.
Kalau ditinjau dari budaya "menjaga kebersihan" di negara ini masih begitu rendah dibandingkan negara di luar sana.

Bagi gue budaya membuang sampah pada tempatnya engga bisa hanya disalahkan dari individualnya saja
Tapi, ketersediaan stok tempat sampah yang kurang banyak dan kadang engga memadai juga.
Tempat sampah yang sudah penuh dibiarkan saja tanpa dibuang isinya.

Oiya, gue sendiri salah satu orang yang engga mau banget buang sampah sembarangan di tas gue selalu tersedia satu kantong plastik ukuran sedang. Gue salah satu orang yang suka ngemil saat dalam perjalanan kalau engga menemukan tong sampah di sekitar gue mau engga mau tas gue jadi pengganti sementara keberadaan tong sampah tersebut. Supaya tas gue engga kotor gue menyimpannya dalam kantong plastik tadi dan dilipat rapih hingga berbentuk segitiga sama kaki.

Dan gue juga tipikal orang yang lebih suka bawa botol minum dan tempat bekal dibanding membeli makanan, selain berhemat gue juga engga menambah jumlah sampah kan?

Tumbuhnya kampanye tumpuk tengah
Gue pernah lihat video durasinya sekitar 7 menitan yang mewawancarai para pramusaji yang merasakan dampak "diringankan pekerjaannya" jika bertemu konsumen yang mempraktikan cara ini.

Bagi gue tumpuk tengah memberikan dampak positif buat sekitarnya
Pertama orang lain akan tergerak untuk melakukan hal yang sama, kedua tidak membuat kita risih saat masih ingin berlama - lama duduk, dan akan jadi kebiasaan yang terus menerus digenerelesasi.

Dan banyak lagi hal - hal yang jadi pusat perhatian bagi gue yang sebetulnya ringan untuk dilakukan tapi sangat enggan dijadikan kebiasaan.